Sejarah
ASAL USUL KECAMATAN MANISRENGGO
ADA 2 (DUA) VERSI TERKAIT SEJARAH :
Versi Pertama yaitu Renggo Sang Permaisuri Jelita
Versi pertama, sekitar tahun 1582, saat berlangsungnya pertempuran sengit antara Kerajaan Pajang dan Mataram. Dalam kisah ini, disebutkan bahwa di salah satu desa di wilayah tersebut, terdapat sebuah renggo atau sejenis bangsal atau padepokan yang menjadi tempat singgah para permaisuri cantik dari kerajaan. Keindahan para permaisuri ini begitu memikat, sehingga masyarakat sekitar pun mulai menyebut tempat itu sebagai Manisrenggo, yang dimaknai sebagai "renggo tempat permaisuri manis singgah."
Cerita ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian dari identitas budaya setempat. Seperti kata pepatah, “namanya saja asal-usul, siapa saja boleh usul”, maka kebenarannya pun masih menjadi ruang terbuka untuk penelitian lebih lanjut.
Versi kedua menyebutkan bahwa pada masa lampau, wilayah yang kini dikenal sebagai Manisrenggo dulunya bernama Klewer, sebuah daerah yang terkenal sebagai penghasil tebu berkualitas tinggi. Tebu dari wilayah ini tersohor karena rasanya yang sangat manis, bahkan hingga ke telinga Keraton Surakarta. Alkisah, sang Ratu dari Keraton Solo datang langsung ke daerah ini untuk membuktikan kebenaran kabar tersebut.
Setelah mencicipi manisnya tebu lokal, sang Ratu pun terkesan dan memberikan nama baru bagi wilayah ini yang diyakini sebagai gabungan kata "manis" dari rasa tebu dan "renggo" sebagai penanda tempat atau wilayah. Meski demikian, nama Klewer tidak sepenuhnya ditinggalkan. Hingga kini, nama tersebut tetap digunakan, khususnya sebagai lokasi kantor Kecamatan Manisrenggo.